Minggu, 08 Agustus 2010

Tengelamnya Kapal Titanic, Dan Berbagai Misteri Yang Belum Terungkap


Pada 14 April 1912 silam, sebuah bencana kapal karam,merenggut 1500 nyawa manusia dan mengubah nasib kelua
rga yang tak terhitung banyaknya. Kapal pesiar mewah raksasa bertenaga uap sepanjang 269 meter yang dibuat Inggris ini,adalah kapal terbesar ketika itu. Kapal Titanic ini terkenal dengan kons
truksi bajanya yang kokoh, karena itu diklaim sebagai kapal yang tidak bisa tenggelam. Dalam pelayaran perdananya dari Southampton, (Inggris) ke New York (Amerika), nasib Kapal Titanic sudah ditakdirkan. Malam pada 14 April 1912 silam itu, Kapal Titanic menabrak sebuah gunung es besar di Grand Banks, Newfoundland. Badan kapal mengalami kerusakan parah, ribuan ton air laut merembes ke palka kapal. Hingga akhirnya tenggelam setelah badan kapal terpotong 2 dari tengah. karena sekoci penolong jumlahnya tidak mencukupi, maka hanya sekitar 700 orang yang tertolong di antara 1311 penumpang dan 897 awak kapal yang berada di atas Titanic tersebut. Berbagai kisah misteri dan spekulasi tentang penyebab karamnya kapal ini terus dibicarakan orang hingga sekarang.
Kapal Titanic

RMS Titanic (juga SS Titanic) merupakan yang kedua dari tiga kapal penumpang super yang bertujuan untuk mengawali perniagaan perjalanan trans-Atlantik. Dimiliki oleh White Star Line dan dibuat di galangan kapal Harland and Wolff, Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat pelayaran pertamanya, Titanic menabrak gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam sekitar dua jam empat puluh menit kemudian pada pukul 2:20 pagi hari Senin.
Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa zaman dalam sejarah dan sampai kini paling termashyur. Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan media massa mengenai korban terkenal Titanic, legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada tahun 1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard menjadikan Titanic terkenal pada tahun berikutnya.
Pembuatan
 
RMS Titanic (kiri) menjalani uji laut pada 2 April 1912.
Kapal Titanic merupakan kapal penumpang milik White Star Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara, didisain untuk menyaingi Lusitania dan Mauretania milik Cunard Line. Titanic, bersama kapal saudara kembarnya Olympic, Olympic dan yang akan dibuat Britannic (pada awalnya dinamakan Gigantic, bertujuan menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat. Pembuatan RMS Titanic, dibiayai oleh hartawan Amerika, J.P. Morgan dan perusahaannya International Mercantile Marine Co., dimulai pada 31 Maret 1909. Badan kapal Titanic selesai diproduksi pada 31 Mei 1911, dan perlengkapan dalam di selesaikan pada 31 Maret tahun berikutnya. Titanic sepanjang 269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter (60 kaki). Walaupun ia meliputi banyak ruang dan dengan berat mati yang besar itu, kapal Titanic sama panjangnya dengan kapal Olympic. Titanic dilengkapi dua mesin dengan empat silinder, tiga baling-baling, dan satu turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan tiga baling-baling. Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 perapian batu bara yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya tiga dari empat cerobong kapal setinggi 19 meter (63 kaki) yang berfungsi; cerobong yang keempat digunakan sebagai lubang udara, dan untuk memperlihatkan kehebatan kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal, karena ia juga mengirim surat, maka namanya diberi penambahan kata depan RMS (Royal Mail Ship) dan juga sebagai kapal uap – SS (Steam Ship).
Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.
Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah Ship Builders sebagai kapal yang “hampir tidak mungkin tenggelam.” Titanic terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek-E). Titanic mampu terapung dengan baik walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama dipenuhi air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.

Pelayaran pertama

Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City,  New York, pada Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Ketika Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari Titanic sebelum kapal tunda New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi selat Inggris, Titanic berhenti di Cherbourg, Prancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai Cobh), Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang.
Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang kelas utama. Ini termasuk jutawan John Jacob Astor dan isterinya Madeleine Force Astor; pemilik kilang Benjamin Guggenheim; pemilik Macy, Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan Denver, Margaret “Molly” Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya Lady Lucille Duff-Gordon; George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer, isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack; wartawan William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden Amerika Serikat Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen Churchill Candee; pengarang Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan rekan mereka, editor Broadway Henry dan Irene Harris; aktris film bisu Dorothy Gibson; dan yang lain. Ikut bersama di kelas utama lainnya adalah editor urusan White Star Line J. Bruce Ismay yang merencanakan pembuatan Titanic dan pembuat kapal Thomas Andrews, yang turut bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan kapal baru tersebut.

Malapetaka

 Akibat bongkahan gunung es di Newfoundland, yang membawa malapetaka. Pada Minggu malam, 14 April, suhu menurun sampai tahap hampir beku dan laut tenang. Bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapten Smith, mengetahui peringatan adanya bongkahan gunung es melalui komunikasi nirkabel semenjak beberapa hari lalu, telah mengubah haluan Titanic lebih jauh ke arah selatan. Pada hari Minggu pukul 13:45 waktu setempat, pegawai komunikasi nirkabel dari kapal uap Amerika memberi peringatan bahwa gunung es besar mengapung dalam jalur Titanic, tetapi peringatan ini tidak disampaikan ke dek pengawal. Sore itu, satu lagi laporan mengenai bongkahan gunung es besar yang banyak, kali ini dari Mesaba, juga gagal disampaikan ke dek pengawal.
Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, “Gunung es, tepat di depan!” Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.
Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya. Titanic membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan awak kapal, Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya.
Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke geladak.
 
Titanic melaporkan posisinya pada 41° 46′ N, 50° 14′ W. Bangkai kapal ditemukan di 41° 43′ N, 49° 56′ W.
Operator radio nirkabel Jack Phillips dan Harold Bride sibuk mengirim CQD, isyarat pertolongan. Beberapa kapal merespon, termasuk Mount Temple, Frankfurt dan kapal saudara kembar Titanic, Olympic, tetapi semuanya terlalu jauh untuk sampai sebelum Titanic tenggelam. Kapal terdekat adalah RMS Carpathia milik Cunard Line yang sejauh 93 kilometer (58 mil) dan hanya berjarak empat setengah jam; terlalu lama untuk menyelamatkan lebih dari setengah penumpang Titanic karena kapalnya sudah keburu tenggelam. Satu-satunya daratan yang menerima isyarat pertolongan Titanic adalah stasiun nirkabel di Cape Race, Newfoundland.
Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan Titanic untuk menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya.
“Wanita dan anak-anak dahulu” diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat, Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk sebab lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong. Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan, memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi. Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, dan kecuali dua buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan.
Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau melompat ke laut dangan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat. Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam. Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus. Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya tenggelam ke laut.
Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan di antara penumpang yang selamat. sebagian penumpang yang selamat berinisiatif untuk kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.
 Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.
Penyelamatan
Hampir dua jam setelah Titanic tenggelam, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak Carpathia, doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50 AM, Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal 18 April.
Saat santunan jiwa diberikan, White Star Line menyewa kapal MacKay-Bennett untuk mengevakuasi jenazah. Sejumlah 338 jenazah akhirnya ditemukan. Kebanyakan jenazah dievakuasi ke Halifax, Nova Scotia, sedangkan jenazah yang tidak dikenal dikebumikan di Pemakaman Fairview.

Dampak setelah kejadian

 
kutipan dari Memorandum AL AS berkenaan dengan Titanic.
 
Harian New York Herald melaporkan bencana Titanic.
Saat berita mengenai malapetaka tersebut tersebar, banyak orang yang terkejut bahwa Titanic telah tenggelam dengan jumlah korban tewas yang begitu tinggi walaupun dilengkapi dengan teknologi yang maju. Surat kabar dipenuhi berita dan gambaran mengenai malapetaka tersebut dan semuanya tidak henti-hentinya untuk mendapatkan berita terkini. Banyak kotak amal dibuat untuk membantu korban dan keluarga mereka, banyak yang kehilangan orang yang merupakan tulang punggung keluarga, atau dalam kasus penumpang kelas tiga, semua barang yang mereka miliki tenggelam.
Tenggelamnya kapal itu memberi dampak yang mendalam kepada penduduk Southampton. Menurut Hampshire Chronicle pada 20 April 1912, hampir 1.000 keluarga setempat terkena dampaknya secara langsung. Hampir setiap jalan di daerah Chapel kota tersebut kehilangan lebih dari satu penduduk dan hampir 500 rumah kehilangan keluarga.
Sebelum korban yang terselamatkan sampai ke New York, pemeriksaan telah dibuat untuk mengetahui apa yang terjadi atas Titanic, dan apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa itu. Senat Amerika Serikat memulai pemeriksaan mengenai musibah Titanic pada 19 April, sehari selepas Carpathia tiba di New York dengan yang selamat. Ketua Penyelidikan, Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian penumpang dan awak kapal saat masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga memerlukan panggilan tertulis warganegara Inggris untuk pengadilan pada waktu mereka masih berada di negara Amerika. Pemeriksaan Amerika berlangsung sampai tanggal 25 Mei Lord Mersey dilantik untuk mengetuai penyelidikan Dewan Perdagangan Inggris mengenai musibah tersebut. Pemeriksaan Inggris berlangsung antara 2 Mei dan 3 Juli. Setiap pemeriksaan mengambil pendapat dari kedua penumpang maupun ABK Titanic, dan ABK Californian dan pakar lain.
Para penyelidik mendapati kebanyakan peraturan keselamatan ketinggalan zaman dan dengan itu pelbagai langkah keselamatan baru diberlakukan. Kedua pemeriksaan mengenai musibah tersebut mendapati kapten dan kapal Californian gagal memberikan bantuan sewajarnya kepada Titanic. Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa Californian lebih dekat dengan Titanic berjarak 31 km (19,5 mil) yang disayangkan oleh Kapten Lord dan bahwa Lord seharusnya membangunkan operator nirkabel setelah tembakan suar dilaporkan kepadanya. Dikarenakan operator nirkabel Californian tidak bertugas, 29 negara mengesahkan Akta Radio 1912, yang menyamakan komunikasi radio, terutama dalam keadaan bahaya.
Musibah tersebut turut mendorong International Convention for the Safety of Life at Sea di London, Inggris, pada 12 November 1913. Pada 20 Januari 1915, persetujuan ditandatangani oleh organisasi tersebut dan menghasilkan pendirian dan pembiayaan Patroli Es Internasional, agensi Pegawai Pesisir Amerika Serikat yang sampai hari ini memantau dan melaporkan lokasi gunung es terapung Lautan Atlantik yang dapat menjadi ancaman bagi jalur laut trans-Atlantik. Disetujui juga dalam peraturan baru bahwa semua kapal penumpang perlu mempunyai perahu penyelamat yang mencukupi bagi semua penumpang di atas kapal, dan latihan keselamatan yang sesuai dilakukan, dan semua komunikasi radio dikendalikan 24 jam sehari bersama pusat kendali kedua, agar tidak terlewatkan panggilan darurat. Sebagai tambahan, disetujui bahwa tembakan suar berwarna merah dari kapal haruslah dianggap sebagai tanda darurat dan bahaya.

Misteri Tenggelamnya Titanic

Titanic sudah menjadi legenda. Apa pun yang berkaitan dengan kapal yang karam pada 15 April 1912 itu selalu membuat orang penasaran. Sudah satu dekade lebih studi metalurgi atas badan kapal Titanic berkesimpulan, rendahnya standar paku sumbat atau keling pada lempengan logam yang menempel di rangka adalah biangnya. Hal ini menyebabkan lapisan bagian dalam kapal mudah lepas oleh desakan air laut yang dingin. Lebih dari 1.500 orang tewas karena tragedi itu.
Kini bukti yang memperkuat argumen itu bertambah. Seperti ditulis International Herald Tribune, Rabu pekan lalu, ada beberapa hal yang patut didengar publik. Pertama, soal temuan tim ilmuwan yang melakukan penyelidikan di dasar laut tempat Titanic terkubur. Kedua, menyangkut ditemukannya arsip di gudang pembuat kapal tersebut. Dua fakta baru itu, bagi para sejarawan, menyudahi teka-teki penyebab tenggelamnya Titanic. Para ilmuwan menemukan fakta, ternyata pembuat kapal, Harland & Wolff di Belfast, Irlandia, berjuang selama bertahun-tahun untuk mendapatkan pemasok keling dan ahli keling yang cukup memadai. Maklum, pada waktu itu, Harland & Wolff tengah mengejar target penyelesaian tiga kapal terbesar di dunia, yakni: Titanic, serta saudaranya: Olympic dan Britannic. Tiap-tiap kapal membutuhkan tiga juta paku sumbat. Puncak kekurangan terjadi justru ketika Titanic dibuat.
“Dewan perusahaan berada pada krisis cara,” kata Jennifer Hooper McCarty, seorang anggota yang mempelajari dokumen perusahaan dan bukti-bukti yang lain. “Terdapat tekanan secara terus-menerus. Pada setiap pertemuan, hal itu muncul, Ada masalah dengan paku sumbat, dan kami ingin merekrut lebih banyak karyawan.” Tim ilmuwan juga mengumpulkan petunjuk lain dari 48 paku sumbat Titanic melalui tes modern, simulasi komputer, perbandingan dengan logam abad lalu, dan dokumen penting dari apa yang menurut insinyur dan pembuat kapal pikirkan pada zaman itu soal sebuah karya hebat.
Para ilmuwan menyatakan, masalah muncul ketika rencana kolosal memaksa Harland & Wolff kesulitan memperoleh pemasok paku sumbat besi dan hanya mendapatkan tempat menempa atau pandai besi yang kecil. Hal itu tampak dari terbukanya naskah yang ada pada perusahaan dan Pemerintah Inggris. Pandai besi yang kecil memiliki kecenderungan kurang ahli dan kurang berpengalaman dalam tugas-tugas besar.
Karena tekanan tersebut, perusahaan membeli paku sumbat untuk Titanic dengan memesan potongan No. 3, yang dikenal dengan sebutan “best”, bukan No. 4 yang disebut “best-best”. Demikian temuan para ilmuwan. Di samping itu, mereka juga menemukan bahwa pembuat kapal menggunakan besi khusus No. 4 untuk jangkar, rantai, dan paku sumbat. Selain itu, ditemukan bukti bahwa kapal yang namanya identik dengan kemewahan itu ternyata bergantung pada material yang murah. Ilmuwan yang mempelajari 48 paku sumbat Titanic menemukan sejumlah lubang dengan konsentrasi tinggi. Paku sumbat itu ditemukan para penyelam lebih dari dua dekade lalu dari peristirahatan abadi Titanic, tiga kilometer di bawah laut Atlantik Utara. “Sejumlah material yang dibeli perusahaan bukan merupakan paku sumbat yang berkualitas,” kata Timothy Foecke dari National Institute of Standards and Technology, sebuah agen federal di Gaithersburg, Maryland.
Soal kekurangan pasokan tukang pandai besi yang berpengalaman yang dihadapi Harland & Wolff itu, McCarty mengatakan bahwa selama setengah tahun, dari akhir 1911 sampai April 1912, ketika Titanic masih dirakit, dewan perusahaan mengungkapkan kekurangannya setiap kali diadakan pertemuan. Pada 28 Oktober 1911, William Pirrie, pemimpin perusahaan, mengungkapkan perhatiannya atas kekurangan tukang pandai besi dan meminta rekrutmen untuk penambahan. Dalam penelitiannya, para ilmuwan menemukan, untuk pengelingan yang bagus, dibutuhkan orang yang benar-benar ahli. Besi harus dipanaskan sampai berwarna merah cherry dan ditempa dengan kombinasi pukulan besi hingga meleleh. Pekerjaan yang tanggung dapat menimbulkan masalah. “Mengeling dengan manual begitu rumit,” kata McCarty, yang mengambil tesis doktoral pada Johns Hopkins University di Baltimore dengan topik analisis paku sumbat Titanic.
Baja menjadi isyarat solusi. Karena itu, pembuat kapal mengganti paku sumbat besi dengan paku sumbat baja yang lebih kuat. Pemasangan berikutnya menggunakan mesin. Cara ini menghilangkan masalah tenaga kerja yang tidak ahli. Rival Harland & Wolff, Cunard, menggantinya dengan paku sumbat baja, beberapa tahun sebelumnya. Hal itu diterapkan pada Lusitania, kapal Inggris yang ditorpedo di pantai barat Irlandia oleh kapal Jerman selama Perang Dunia I.
Para ilmuwan menemukan, Harland & Wolff juga menggunakan paku sumbat baja, tapi hanya pada lambung tengah Titanic. Hal itu dipilih karena diduga tekanan di daerah tersebut lebih besar. Paku sumbat besi dipakai untuk bagian buritan dan haluan kapal. Ternyata haluan kapal mengalami nasib buruk. Kajian terhadap rongsokan kapal memperlihatkan, ada lima robekan pada pelat haluan kapal. Para ilmuwan berpendapat, paku sumbat yang lebih baik kemungkinan akan menjaga Titanic tetap terapung cukup lama sampai tim penyelamat datang, sebelum air es masuk. Dengan demikian, ratusan penumpang kemungkinan masih bisa diselamatkan.
Misteri Kapten kapal
Usaha-usaha penyelidikan, yang kemudian diadakan, tidak pernah berhasil untuk menjelaskan sepenuhnya sebab-musabab bencana itu. Jadi, para penyelidik tidak pernah dapat menemukan sebab-sebabnya, mengapa Kapten Smith, yang memegang komando atas kapal itu, bertindak demikian aneh.  Smith merupakan seorang pelaut yang hebat, sangat berpengalaman dalam perjalanan pelayaran mengarungi samudera, dan dia mengenal jalan-laut dari London ke New York seperti telapak tangannya sendiri.
Akan tetapi, pada hari terjadinya bencana itu, dia mempunyai tindak-perbuatan yang sangat aneh, di antaranya yang paling jelas adalah, bahwa dia telah mengambil jalan yang tidak umum dan telah berlayar dengan kecepatan melampaui batas; dan lagi, bahwa dia, secara tidak masuk akal, tidak mau minta pertolongan kapal lain, yang berlayar juga di daerah itu.
Dan yang lebih mengherankan lagi adalah adanya kenyataan, bahwa para penyelidik telah dapat mengumpulkan keterangan dari para penumpang, yang tidak menjadi korban bencana, bahwa Kapten Smith tidak memberitahukan cara menyelamatkan diri sampai pada saat yang terakhir. Segala sesuatunya menunjukkan, bahwa Kapten Smith telah kehilangan kesadarannya. Walaupun demikian, semua kenyataan itu sama sekali belum memberikan suatu penjelasan. Kenyataan-kenyataan itu malahan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain. Apakah sebenarnya yang menimbulkan keadaan, di mana Kapten Smith seakan-akan kehilangan ingatan itu?
Kutukan  Mumi Dalam Kapal

Dalam suatu usaha maksimal untuk menemukan suatu penjelasan, yang masuk akal, mengenai kejadian-kejadian aneh itu, beberapa orang wartawan, yang telah ditunjuk untuk mengikuti penyelidikan sebab-musabab bencana itu, berhasil mengemukakan suatu dugaan, yang sangat mengejutkan.
Pada waktu terjadinya bencana itu, “Titanic” mengangkut 2.200 orang penumpang, 40 ton kentang, 1.200 botol aer-belanda, 7.000 karung kopi, 3.500 butir telor, dan lain-lainnya …. dan sebuah mumi Mesir. Mumi itu adalah milik seorang pengumpul Inggris, Lord Canterville, yang menyuruh mengangkutnya dari London ke New York, di mana sedang diadakan pameran benda-benda Mesir kuno.
Mumi itu adalah mayat seorang tukang ramal, yang hidup dalam jaman Amenophis IV; makamnya telah diketemukan di Tell el-Amarna. Mumi itu, seperti halnya mumi-mumi Mesir lainnya, mengenakan sangat banyak benda – benda ajimat. Terutama di bawah kepalanya, terdapat sebuah amulet, yang berisi gambar Dewa Osiris, disertai tulisan, yang berbunyi sebagai berikut: “Bangunlah dari tidur anda, yang nyenyak; sorot mata anda akan mengalahkan segalanya, yang dilakukan terhadap anda”. Tambahan lagi, benda antik itu, karena nilainya yang luar biasa, tidak dimuat dalam ruangan barang-barang. Ditutup rapat dalam sebuah peti kayu, yang kokoh kuat, mumi itu ditaroh di belakang tempat komando Kapten Smith.
Dalam “Magic Egypt” (= Mesir yang gaib), London tahun 1961, John Newbargton menulis sebagai berikut: “Mummi itulah, yang menyebabkan kegilaan Kapten Smith. Mumi itu pasti diperlengkapi dengan sistim perlindungan berdasarkan pemancaran radioaktif, yang juga telah merusak semua alat pelayaran dari kapal ‘Titanic’ “.
Muncul kembali ?

Mangsa kapal Kapal Titanic, dijumpai masih hidup. Diantara mangsa yang beruntung dianggap bertuah ini ialah seorang penumpang wanita yang ditemui pada tahun 1990, dan seorang lagi ialah kapten kapal Titanic itu sendiri yang ditemui pada tahun 1991.
Kapten kapal Smith ditemui pada 9 Ogos 1991, setahun setelah mangsa pertama ditemui iaitu Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung ais atau iceberg. Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung diatas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih kelihatan seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahawa saat itu ialah detik-detik cemas tenggelamnya kapal Titanic pada 15 April 1912. Melalui identifikasi cap jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, telah dipastikan identiti Kapten Smith.
Seorang lagi korban kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan ais Samudera Atlantik Utara pada 24 September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikit pun jua. Dia ditemui dan diselamatkan di atas gumpalan ais 363 km barat daya Islandia. Pejabat pelayaran telah menemui daftar nama penumpang kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya.
Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu. Oleh karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misteri, maka ianya telah menarik perhatian orang banyak. Ilmuwan Amerika Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat peredaran suatu benda dalam ruang lain, itulah objektif peredaran lorong waktu. Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misteri seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misteri ini.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut. Pertama, objektif peredaran lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya. Kedua, lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah mahupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan ianya boleh diam membeku.
Ketiga, terhadap dunia fana (ruang fizik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, bererti hilang secara misteri, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka ertinya adalah muncul lagi secara misteri. Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan kerana waktu boleh diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari. Dalam ajaran Buddha terdapat satu bait penuturan: “Bagaikan sehari di kahyangan, tapi rasanya sudah ribuan tahun lamanya di bumi”, nampaknya memiliki makna kebenaran yang sangat dalam.
Mirip Cerita Novel ?
Mungkin ini adalah salah satu kasus paling aneh dalam dunia khayal yang dikemas dalam sebuah novel yang ditulis tahun 1898 oleh Morgan Robertson tentang sebuah kapal yang bernama Titan menabrak gunung es. Dan tentu saja, pada tahun 1912 Kapal Titanic menabrak sebuah gunung es juga. Walaupun novel ini adalah karya fiksi, namun seperti meramalkan suatu fenomena bencana yang akan menjadi fenomena paling terkenal sepanjang masa.



Novel ini berjudul Futility kemudian diubah jadi Wreck From Titan. Keanehan dari sebuah Novel fiksi dengan kenyataan sebagai contoh adalah bahwa kedua kapal (Titan pada novel dan Titanic pada kenyataan) sama-sama berjalan menuju ke sebuah gunung es di Atlantik Utara pada bulan April. Juga sangat aneh adalah rute berlayar kedua kapal. Kapal Titan berlayar dari New York ke Inggris, sementara dalam kenyataan, Kapal Titanic berlayar dari Inggris menuju New York.
Kedua kapal juga sama-sama berakhir dengan kecelakaan dilaut yang sama. Selain itu, kedua kapal juga berpergian dengan kecepatan yang sama dan kedua kapal memiliki baling-baling dan tiang-tiang dengan jumlah yang sama.Hanya ada beberapa perbedaan. Titanic menabrak atau menyerempet gunung es pada malam hari yang cerah. Sementara itu, kapal Titan berjalan menuju tepat ke sebuah gunung es di malam yang sangat berkabut. Titanic juga memiliki banyak korban daripada kapal cerita fiksi Titan. Mungkinkah ada alasan paranormal terkait misteri ini? Mengapa novel ini mirip dengan insiden 14 tahun kemudian? Apakah perbedaan antara fiksi dan fakta yang diuraikan tadi cukup untuk membuatnya tak lebih dari kebetulan yang aneh?
Misteri Mayat bayi
titanic baby.jpg.display Misteri Seorang Bayi Penumpang Titanic Akhirnya Terpecahkan
Beberapa hari setelah Titanic tenggelam tubuh bayi laki-laki ditemukan di Atlantik Utara. Setelah si anak tidak bisa diidentifikasi dan dia dikuburkan di Nova Scotia dengan batu nisan dengan tulisan membaca ‘Unknown Child’. Pada tahun 2001 peneliti di University di Ontario Lakeland diberikan izin untuk menggali kuburnya. Fakta unik yang terjadi adalah kerangka bayi tersebut masih utuh.
Dengan konsultasi daftar penumpang peneliti mempersempit identitas yang mungkin yaitu salah satu dari empat anak: Gösta Paulson, Eino Panula, Eugene Rice dan Sidney Goodwin. Tes awal menyimpulkan bahwa tubuh anak tersebut adalah Eino Panula. Namun pada tahun 2007 ini terbukti tidak benar. Tes DNA lebih lanjut dilakukan pada gigi dari tubuh dan jika dibandingkan dengan DNA dari Goodwin relatif terbukti sebagai perbandingan yang tak terbantahkan. Hal ini menegaskan bahwa “anak yang tidak diketahui” adalah Sidney Goodwin. Sidney adalah anak bungsu dari enam anak yang lahir dari keluarga Fred dan Augusta Goodwin dari Fulham, Inggris dan bermigrasi ke Niagara Falls New York. Anda dapat melihat foto anggota keluarga di bawah.
Fakta unik menarik: Para pelaut sangat marah oleh penemuan tubuh anak laki-laki yang tak dikenal itu dan meminta dibayar untuk penemuannya dulu. Ia dimakamkan pada 4 Mei 1912 dengan liontin tembaga ditempatkan di peti mati oleh pelaut yang berbunyi “kami” Babe. Anda dapat melihat monumen makam di sini. Penumpang kapal Titanic asal Inggris yang selamat, Millvina Dean, telah memasuki usia 90 pada tahun 2002 lalu, berfoto di depan poster promosi pelayaran perdana kapal tersebut.

William Mc.Master Murdoch adalah mualim satu yang bertugas ketika itu, ia memerintahkan bagian mesin untuk “mundur dengan kecepatan penuh”, memerintahkan juru mudi “membanting kemudi ke kanan”. Namun sesungguhnya, perintahnya ini malah menyebabkan badan kapal lebih rentan menabrak gunung es.

Pada 1985, orang-orang akhirnya berhasil menemukan posisi tenggelamnya kapal, di dasar laut sedalam kurang lebih 1260 meter dasar laut samudera Atlantik,mereka mendapati kapal itu sudah terpotong 2 bagian,tertancap tegak di dasar laut. Reruntuhan kapal karam telah hancur sama sekali terkikis air laut, podium, tiang kapal depan dan dek buritan kapal sudah tidak ada

Reruntuhan badan kapal seberat 20 ton yang dikeruk dari dasar samudera
Kastil yang mengapung di atas lautKapal Titanic yang megah merupakan kapal pesiar paling mewah kala itu. Kamar kelas satu dikemas dalam gaya klasik, di atas kapal juga dirancang aula persahabatan yang mewah, restoran, ruang fitness, kafe dan sebuah kolam renang, ruang kabin pribadi yang anggun bahkan juga dilengkapi dengan barang-barang antik serta istalasi lainnya. Great Staircase dapat dikata sebagai pemasangan yang paling mengagumkan pada segenap Kapal Titanic. Segenap kapal Titanic dapat dikata sebagai kastil yang mengapung di atas laut kala itu, begitu mewah dan anggun, namun semua ini tidak dapat mengubah nasibnya yang tragis. Pameran barang seni Titanic yang pernah diselenggarakan di San Fransisco, AS. Hingga saat ini, peristiwa karamnya kapal pesiar mewah Titanic yang dramatis, merupakan salah satu bencana yang paling menakutkan dalam sejarah pelayaran.

Great Staircase

Peralatan makan yang pernah dipakai di atas kapal yang ditemukan dalam reruntuhan.
titanic_baby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar